Om Toto, begitu saya memanggilnya, ia adalah seseorang purnawirawan ABRI, saat ini dia mengelola industri sendiri yang cukup besar. Kanak- kanak mereka, Halmi serta Julia yang seusiaku saat ini terdapat di Amerika semenjak mereka masih berusia 12 tahun. Sebaliknya yang sulung, Sonny kuliah di Jogja. istri Om Toto sendiri merupakan seseorang pengusaha berhasil di bidang export garmen, saya memanggilnya Tante Mirna, perempuan berwajah manis berusia 43 tahun dengan perawakan yang bongsor serta seksi khas ibu- ibu istri pejabat. Semenjak tinggal di rumah megah itu saya kerapkali ditugasi mengantar Tante Mirna, walaupun terdapat 2 sopir individu tetapi Tante Mirna lebih bahagia jika saya yang mengemudikan mobilnya. Lebih nyaman, katanya sekali waktu.
Walaupun keluarga Om Toto kaya raya, nyatanya ikatan antara ia serta istrinya tidak begitu harmonis. Saya kerap mendengar pertengkaran- pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Om Toto, kerapkali dikala saya menyaksikan tv terdengar teriakan mereka dari ruang tengah. Sedikitpun saya tidak ingin hirau atas perihal itu, toh ini bukan urusanku, lagi pula saya kan bukan anggota keluarga mereka. Umumnya mereka bertengkar malam hari dikala keduanya bersama baru kembali kerja. Belum lama apalagi terdengar berita jika Om Toto memiliki sebagian perempuan simpanan.
“ Ah buat apa memikirkannya” benakku.
Sesuatu hari di bulan Oktober, Bi Surti, Siti( para pembantu), Mang Darja serta Om Edi( supir), kembali kampung mengambil jatah liburan mereka bertepatan dengan Lebaran. Sedangkan Om Toto serta Sonny berangkat liburan ke Amrik sembari menjenguk kedua anaknya di situ. Tante Mirna masih padat jadwal menanggulangi bisnisnya yang lagi naik daun, dia lebih kerap tidak kembali, sampai di rumah itu tinggal saya sendiri. Perasaanku begitu merdeka, tidak terdapat yang mengawasi ataupun melarangku buat berbuat apa saja di rumah besar serta elegan itu.Mereka memintaku menunda agenda kembali kampung yang telah jauh hari kurencanakan, saya mengiyakan saja, toh mereka seluruh baik serta ramah padaku. Malamnya saya duduk di depan tv, tetapi tidak satupun kegiatan Televisi itu menarik perhatianku. Saya termenung sejenak memikirkan apa yang hendak kuperbuat, telah 3 hari 3 malam semenjak keberangkatan Om Toto, Tante Mirna tidak nampak kembali ke rumah. Maklumlah bisnisnya tingkat tingkatan internasional, jadi tidak heran jika bisa jadi saja hari ini dia terdapat di Hongkong, Singapura ataupun di mana saja.
Dikala lagi melamun saya melirik ke arah lemari besar di samping pesawat Televisi layar luar biasa lebar itu. Mataku tertuju pada rak piringan VCD yang terdapat di situ. Lekas kubuka sembari memilah film- film bagus. Tetapi yang sangat membuat saya menelan ludah merupakan suatu flm dengan cover depan perempuan telanjang.
Tidak kulihat tentu judulnya tetapi langsung kupasang dan…,“ wow!”
Selengkapnya di sini
Komentar
Posting Komentar