Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Tante Santi meremas tangan kiriku, saya tidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yang telah kami lakukan.
Setelah istirahat sejenak, Tante Santi mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Tante Santi memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.“Tante. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda. “Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV. Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisu, dan memakai kembali CD-nya, merapikan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara saya juga merapikan kembali celana saya. Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.
“Tante.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi Cek kelanjutannya di sini
Komentar
Posting Komentar